الحمدلله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين. Halaqah yang ke-47 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Orang Yang Pertama di Hisab, Amalan Yang Pertama di Hisab dan Hal Yang Pertama Dihisab". Orang yang pertama kali dihisab pada hari kiamat ada tiga orang 👤 Ustadz Abdullāh Roy, MA📗 Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Hari Akhir🔊 Halaqah 42 Keadaan Manusia Ketika Hisab 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 Keadaan Manusia Ketika Hisab السلام عليكم ورحمة الله وبركاتهالحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين ☪ Halaqah yang ke-42 dari Silsilah Berimān Kepada Hari Akhir adalah tentang”Keadaan Manusia Ketika Hisab” Ada di antara manusia yang kelak akan sulit hisābnya, ada yang mudah, dan ada di antara mereka yang sama sekali tidak dihisāb. Orang-orang kāfir menurut pendapat yang lebih kuat meskipun amalan mereka adalah amalan yang sia-sia namun mereka akan dihisāb dan ditanya oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Sebagai celaan kepada mereka dan untuk menunjukkan keadilan Allāh serta menegakkan hujjah atas mereka. Hisāb terhadap orang-orang kāfir akan sangat teliti. Rasūlullāh shallallāhu alayhi wa sallam bersabda وَمَنْ نُوقِشَ الْحِسَابَ هَلَكْ “Barang siapa yang diperiksa dengan teliti hisābnya, maka dia akan binasa” Hadīts Riwayat Bukhāri dan Muslim Adapun orang-orang yang berimān maka mereka akan dihisāb dengan hisāb yang mudah. Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman فَأَمَّا مَنۡ أُوتِىَ كِتَـٰبَهُ ۥ بِيَمِينِهِۦ ٧ فَسَوۡفَ يُحَاسَبُ حِسَابً۬ا يَسِيرً۬ا ٨ “Adapun orang yang diberi kitāb dengan tangan kanannya,maka dia akan dihisāb dengan hisāb yang mudah”. QS Al-Insyiqaq 7-8 Dan yang dimaksud dengan hisāb yang mudah disebutkan oleh Rasūlullāh shallallāhu alayhi wa sallam dalam sebuah hadīts yang artinya “Sesungguhnya Allāh akan mendekatkan seorang mu’min kemudian menutupinya, kemudian Allāh berkata kepadanya, “Apakah kamu mengetahui dosa ini? Apakah kamu mengetahui dosa ini?” Maka orang mu’min tersebut akan berkata, “Iya wahai Rabbku”. Sehingga ketika Allāh Subhānahu wa Ta’āla sudah membuatnya mengakui dosa-dosanya dan hamba tersebut melihat bahwasanya dirinya binasa yaitu karena dosa-dosanya tersebut, maka Allāh berkata aku telah menutupi dosa-dosamu ini di dunia dan aku mengampuninya untukmu hari ini. Maka diapun diberi kitāb kebaikan-kebaikannya”. Hadits Riwayat Bukhāri dan Muslim Rasūlullāh shallallāhu alayhi wa sallam mengabarkan bahwasanya ada 70 ribu orang dari umatnya yang kelak tidak dihisāb sama sekali. Rasūlullāh shallallāhu alayhi wa sallam menyebutkan bahwasannya mereka adalah ⑴ Orang-orang yang tidak pernah minta diobati dengan besi panas⑵ Tidak minta diruqyah oleh orang lain⑶ Tidak bertathayyur yaitu menganggap sial dengan melihat burung ataupun semisalnya Dan mereka hanya bertawakal kepada Allāh. Di antara mereka adalah seorang sahabat Ukasyah Ibnu Mihshan Hadīts Riwayat Bukhāri dan Muslim Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya. وبا لله التوفيق والهدايةو السلام عليكم ورحمة الله وبركاته Saudaramu, Abdullāh Roy Di kota Al-Madīnah 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍
UmatIslam yang beriman kepada Allah dan meneladani Asmaul Husna Al Muqtadir artinya ia akan menyadari bahwa sesuatu yang terjadi, baik peristiwa, perubahan, dan keaadaan hidup manusia telah ditentukan oleh Allah SWT. Maka dari itu, manusia yang beriman akan menyerahkan dan meyakini semuanya atas ketentuan Allah. (brl/lea)
Hukum beriman dengan hari akhir Beriman dengan hari akhir hukumnya wajib bagi setiap muslim karena merupakan salah satu di antara enam rukun iman. Bahkan, di antara rukun iman yang enam, iman kepada hari akhir merupakan salah satu yang banyak dibicarakan di dalam ayat-ayat makkiyyah dan yang banyak didakwahkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam di awal-awal masa kenabian beliau. Hal tersebut menunjukkan bahwa keimanan kepada hari akhir merupakan hal yang sangat penting dan paling mendasar di dalam Islam. Terdapat banyak sekali ayat yang menyatakan wajibnya beriman dengan hari akhir. Bahkan di dalam banyak ayat pula, Allah menyebutkan keimanan kepada Allah dan keimanan kepada hari akhir secara bergandengan. Semisal dalam Surat An Nisa’ ayat 162, Allah berfirman yang artinya, “Dan orang-orang yang mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan yang beriman kepada Allah dan hari akhir, orang-orang itulah yang akan Kami berikan kepada mereka pahala yang besar”. Digandengkannya keimanan kepada Allah dan keimanan kepada hari akhir menunjukkan betapa pentingnya keimanan kepada hari akhir di dalam Islam. Definisi dan cakupan beriman dengan hari akhir Pengertian beriman secara bahasa menurut Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin adalah mengakui dengan pengakuan yang melahirkan sikap menerima dan tunduk. Sedangkan hari akhir, menurut beliau pula, dinamakan demikian dikarenakan tidak ada hari lagi setelahnya. Hari akhir dinamakan juga dengan hari kiamat dan banyak nama lainnya yang disebutkan di dalam Al Quran dan hadits. Adapun cakupan keimanan kepada hari akhir secara umum dikategorikan sebagai berikut 1. Beriman dengan Tanda-tandanya Wajib hukumnya bagi seorang muslim untuk beriman pada tanda-tanda kiamat yang telah dikabarkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Allah berfirman yang artinya, “maka tidaklah yang mereka tunggu-tunggu melainkan hari kiamat yaitu kedatangannya kepada mereka dengan tiba-tiba, karena sesungguhnya telah datang tanda-tandanya” QS Muhammad 18. Terdapat banyak sekali penjelasan dari hadits tentang tanda-tanda datangnya kiamat yang secara garis besar bisa dikelompokkan menjadi tiga bagian. Pertama, tanda kiamat yang sudah terjadi. Di antara contohnya adalah diutusnya dan wafatnya Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, dan juga ditaklukkannya Baitul Maqdis di zaman Umar bin Khaththab. Kedua, tanda kiamat yang sedang terjadi dan akan terus semakin marak terjadinya, semisal merebaknya zina, tersebarnya alat musik, dan maraknya riba. Ketiga, tanda-tanda besar yang akan berujung pada terjadinya hari kiamat itu sendiri, semisal keluarnya Imam Mahdi, keluarnya Dajjal, turunnya Nabi Isa dari langit, keluarnya Ya’juj dan Ma’juj, dan terbitnya matahari dari barat. Banyak lagi tanda-tanda kiamat yang telah dijelaskan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dalam haditsnya yang seluruhnya wajib kita imani apabila berasal dari hadits yang shahih. 2. Beriman dengan hari akhir/kiamat itu sendiri Setelah berbagai tanda kiamat besar terjadi maka seluruhnya akan berakhir pada terjadinya kiamat itu sendiri yang akan terjadi pada hari Jumat. Sebagaimana dalam sebuah hadits, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallambersabda,“Hari Kiamat tidaklah terjadi kecuali pada hari Jum’at” Muslim. Namun hari jumat di pekan, bulan, dan tahun kapankah terjadinya, hanya Allahlah yang mengetahuinya, “Sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat itu adalah di sisi Allah” QS Al A’raf 187. Termasuk pula dalam hal ini mengimani segala hal yang Allah dan Rasul-Nya kabarkan tentang apa yang terjadi ketika hari kiamat nanti. Semisal apa yang Allah firmankan yang artinya, “Sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat dahsyat. Ingatlah pada hari ketika kamu melihat kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya, gugurlah kandungan semua wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk” QS. Al-Hajj 1-2. Atau dalam hadits, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Matahari mendekat kepada para makhluk di hari kiamat sampai hanya berjarak 1 mil dari mereka, sehingga semua manusia berkeringat sesuai dengan amalan mereka” HR. Muslim. 3. Beriman dengan pertanyaan, azab, dan nikmat kubur Termasuk keimanan kepada hari akhir pula adalah keimanan tentang apa yang terjadi di alam barzakh yang mencakup dua hal. Pertama, beriman denganadanya pertanyaan di alam kubur. Adanya pertanyaan kubur berdasarkan sebuahketerangan dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallamtentang pertanyaan malaikat di alam kubur kepada mayit tentang siapa tuhannya, agamanya, dan nabinyaHR. Bukhari dan Muslim. Kedua, beriman dengan adanya azab dan nikmat yang akan Allah berikan di dalam kubur. Di antara keterangan yang menunjukkan adanya azab kubur adalah sabda beliau, ”Orang-orang yang berada di dalam dua kubur ini, sungguh sedang disiksa. Dan tidaklah keduanya disiksa karena suatu masalah yang besar. Adapun salah satu dari keduanya, dahulu tidak mau menjaga diri dari air kencing. Sedangkan yang lain, dahulu suka mengadu domba manusia” HR. Bukhari dan Muslim. Sedangkan tentang nikmat kubur adalah apa yang Nabi shallallahu alaihi wa sallam jelaskan tentang mayit yang telah menjawab pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir, “Kemudian ada suara dari langit yang menyeru, “Benarlah apa yang dikatakan oleh hamba-Ku, hamparkanlah permadani untuknya di surga, bukakan baginya pintu-pintu surga dan berikan kepadanya pakaian surga.” Beliau melanjutkan, “Kemudian didatangkan kepadanya wewangian surga, lalu kuburnya diluaskan sejauh mata memandang” HR. Tirmizi, Ibnu Majah, dan Ahmad. 4. Beriman dengan hari kebangkitan dan hari berkumpul Hari kebangkitan dimulai setelah Allah memerintahkan Malaikat Israfil untuk meniup sangkakala. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah menyatakan, “dari berbagai ayat Al Qur’an bisa disimpulkan bahwa akan ada tiga kali tiupan sangkakala. Tiupan pertama adalah tiupan Al Faz’u tiupan yang mengejutkan, sebagaimana disebutkan dalam surat An Naml ayat 87. Tiupan kedua adalah tiupan Ash Sha’iq tiupan yang mematikan dan tiupan ketiga adalah tiupan Qiyam kebangkitan. Dua macam tiupan terakhir ini dijelaskan dalam firman Allah, yang artinya “Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki oleh Allah. Kemudian sangkakala itu ditiup sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu putusannnya masing-masing” QS. Az Zumar 68. Setelah manusia seluruhnya dibangkitkan, maka mereka semua akan dikumpulkan ke Padang Mahsyar, sebagaimana dijelaskan dalam hadits, “Sesungguhnya kalian akan dikumpulkan ke Padang Mahsyar dalam keadaan berjalan, dan ada juga yang berkendaraan, serta ada juga yang diseret di atas wajah-wajah kalian” HR Tirmidzi, Hasan. 5. Beriman dengan Segala yang Terjadi Setelahnya Diantara rangkaian peristiwa yang terjadi setelah manusia dikumpulkan di Padang Mahsyar yang wajib diimani adalah [1] Hisab. Allah berfirman yang artinya, “Sesungguhnya kepada Kamilah mereka kembali, kemudian sesungguhnya kewajiban Kamilah menghisab mereka” QS Al Ghasyiyah 25-26. [2] Dibagikannya catatan amal. Allah berfirman dalam Surat Al Haqqah ayat 19 dan 25 yang artinya, “Adapun orang-orang yang diberikan kepadanya kitab dari sebelah kanannya, maka dia berkata “Ambillah, bacalah kitabku ini””. “Adapun orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kirinya, maka Dia berkata “Wahai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku ini””. [3] Ditimbangnya amal perbuatan. Allah berfirman yang artinya, “timbangan pada hari itu ialah kebenaran keadilan, Maka barangsiapa berat timbangan kebaikannya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.”QS Al A’raf 8. [4] Melewati shirath. Berdasarkan sebuah hadits, “Ashshirath dibentangkan diatas punggung jahannam. Aku dan umatku yang pertama kali melewatinya” HR. Muslim. [5] Adanya telaga. Berdasarkan sebuah hadits, “Sesungguhnya aku akan berada di depan kalian ketika mendatangi telaga pada hari kiamat nanti” HR. Bukhari dan Muslim. [6] Syafa’at. Berdasarkan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim bahwa kelak manusia akan mendatangi para nabi untuk meminta syafa’at dan pada akhirnya Nabi Muhammad-lah yang memberikan syafa’at atas izin Allah. [7] Dan pada akhirnya dimasukkanlah manusia ke dalam surga atau pun neraka. Penutup Pembahasan mengenai keimanan kepada hari akhir dan berbagai peristiwa yang terkait dengan hari akhir adalah pembahasan yang sebenarnya sangat panjang. Apa yang telah disampaikan di atas hanyalah sedikit di antaranya. Hendaknya kita mempelajari lebih lanjut tentang berbagai peristiwa yang terkait dengan hari akhir agar lebih sempurna iman kita kepadanya dan agar bisa lebih memotivasi kita di dalam beribadah. Allahu a’lam. Penulis Muhammad Rezki Hr, ST., Alumni Ma’had Al Ilmi Yogyakarta

Halaqah02 ~ Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Para Malaikat | Beriman Dengan Keberadaan Malaikat Allah 👤 Ustadz 'Abdullāh Roy, MA 📗 Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Para Malaikat

🎙 Ustadz Dr. Abdullah Roy, حفظه لله تعالى 📗 Silsilah Al-Ushulu Ats-Tsalasah سم اللّه الرحمن الرحيم السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه Halaqah yang ke-42 dari Silsilah Ilmiyyah Penjelasan Kitāb Al-Ushūlu Ats-Tsalātsah wa Adillatuhā 3 Landasan utama dan dalīl-dalīlnya yang dikarang oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahāb bin Sulaimān At Tamimi rahimahullāh. Beliau rahimahullāh mengatakan وأدناها إماطة الأذى عن الطريق Cabang-cabang keimanan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dijalan. ⇒ Cabang yang paling bawah adalah yang paling kecil pahalanya yaitu menyingkirkan gangguan di jalan. Contoh Seseorang melihat dijalan ada sesuatu yang bisa membuat ban bocor atau ada sesuatu yang dikhawatirkan terkena kaki seseorang atau ada lubang yang dikhawatirkan bila ada sepeda lewat bisa jatuh. Kemudian dia singkirkan gangguan tersebut, jika dia melakukannya dengan mengharap pahala dari Allāh, maka dia akan mendapatkan pahala, meskipun pahalanya kecil. Menyingkirkan gangguan di jalan adalah cabang keimanan yang paling rendah namun jangan beranggapan bahwa orang yang tidak menyingkirkan gangguan di jalan dia tidak memiliki keimanan. JANGAN dipahami demikian ! Jika cabang keimanan yang paling rendah saja dia tidak punya menunjukkan dia telah keluar dari Islām. JANGAN dipahami demikian ! Pemahaman yang benar wallāhu ta’āla a’lam adalah seperti yang tadi kita sebutkan bahwasanya menyingkirkan gangguan di jalan adalah cabang keimanan yang pahalanya paling kecil dan TIDAK berarti orang yang tidak melakukannya kemudian dia keluar dari Iman atau keluar dari Islām. Banyak diantara kita umat Islām ketika melihat sesuatu yang menganggu orang lain di jalan dia biarkan saja. Bahkan dia sendiri yang menjadi penyebabnya menganggu orang lain misalnya dengan parkir sembarangan. Perkara ini tidak diajarkan di dalam agama Islām ! √ Ketika sedang kajian jangan kita parkir sembarangan. √ Jangan sampai kotoran dari rumah kita menganggu orang lain di jalan. Orang beriman memiliki perasaan jangan sampai dia menjadi sebab terganggunya orang lain di jalan. Ketika kita melihat gangguan di jalan yang bisa menganggu orang lain kita diperintahkan untuk menyingkirkan. Dan kita diperintahkan untuk tidak menjadi sebab terganggunya orang lain dijalan. Apakah yang kecil ini Allāh sia-siakan di akhirat? Tidak. فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًۭا يَرَهُ “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat balasan nya.” QS. Al-Zalzalah 7 مَن جَآءَ بِٱلْحَسَنَةِ فَلَهُۥ عَشْرُ أَمْثَالِهَا “Orang yang datang membawa kebaikan di akhirat maka baginya pahala sepuluh kali lipat amalnya.” QS. Al-An’ām 160 Bukan semuanya kemudian dilipat-gandakan hanya 10 kali. Tidak Allāh akan lipat-gandakan sesuai dengan kehendaknya, di lihat dari keikhlāsan, kesungguhannya dan mutaba’ahnya, mungkin bisa 20, 50, 100 sampai 700 bahkan bisa lebih. Disebutkan di dalam hadīts بَيْنَما كَلْبٌ يُطيف بِركِيَّةٍ قَدْ كَادَ يقْتُلُه الْعطَشُ إِذْ رأتْه بغِيٌّ مِنْ بَغَايا بَنِي إِسْرَائيلَ، فَنَزَعَتْ مُوقَهَا فاسْتَقت لَهُ بِهِ، فَسَقَتْهُ فَغُفِر لَهَا بِهِ “Telah diampuni seorang wanita pezina yang lewat di depan anjing yang menjulurkan lidahnya pada sebuah sumur. Dia berkata, “Anjing ini hampir mati kehausan”. Lalu dilepasnya sepatunya lalu diikatnya dengan kerudungnya lalu diberinya minum. Maka diampuni wanita itu karena memberi minum.” Allāh melihat keikhlāsan wanita ini, dia melakukannya tanpa ada seorangpun yang melihat tanpa seorang pun yang memuji, dia lakukan karena Allāh, sehingga Allāh mengampuni dosa-dosanya. Dosa berzina adalah dosa besar, dilakukan bukan hanya sekali atau dua kali tapi ini dijadikan sebagai mata pencaharian tapi Allāh mengampuni dosanya dengan sebab keikhlāsan menolong seekor anjing yang kehausan. Ini adalah syahid terkadang amalan yang kecil jika kita sertai dengan keikhlasan maka akan menjadi pahala yang besar disisi Allāh. Kemudian setelahnya beliau menyebutkan cabang-cabang keimanan yang berada diantara yang tinggi dan yang rendah. Beliau rahimahullāh mengatakan والحياء شعبة من الإيمان “Dan rasa malu adalah cabang dari keimanan” Darimana kita tahu bahwasanya hayāa حياء Ini bukan yang a’lā أعلا bukan juga yang adna أدن. Tapi dia ada diantara yang a’lā dan adna, dia adalah salah satu diantara cabang-cabang keimanan. Nabi shallallāhu alayhi wa sallam tidak menyebutkan apakah rasa malu ini ada di nomor 60 atau 50 atau 40 yang jelas dia adalah satu diantara cabang-cabang keimanan. Yang dimaksud dengan malu disini adalah malu yang menyebabkan seseorang menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allāh. Misalnya √ Malu karena jahil terhadap agamanya kemudian dia belajar √ Malu menjadi seorang laki-laki yang shalāt nya dirumah terus akhirnya dia shalāt berjam’ah di masjid. √ Malu kepada Allāh karena sudah diberi nikmat tetapi nikmat tersebut digunakan untuk kemaksiatan. √ Malu kepada Allāh yang telah memberinya rezeki misalnya tapi tidak semakin baik amalannya tidak semakin baik ketaatannya. Inilah malu yang merupakan cabang keimanan malu yang terpuji. Adapun malu yang menjadikan seseorang meninggalkan perintah Allāh Seperti misalnya √ Ana malu untuk berjilbab nanti dikatakan sok suci. √ Ana malu kalau ke masjid nanti dikatakan sok Shālih. √ Ana malu kalau menghadiri majelis ilmu. √ Ana malu kalau di dalam bus baca Al-Qur’an. √ Ana malu kalau di dalam bus membaca Kitāb agama. Maka ini adalah rasa malu yang tercela dan bukan merupakan cabang dari keimanan. Rasa malu yang merupakan cabang keimanan adalah rasa malu yang hasilnya menjadikan seseorang menjalankan perintah Allāh dan menjauhi larangan Allāh. Beliau ingin menjelaskan bahwasanya iman dengan makna umum mencakup amalan dhāhir maupun amalan bathin. Coba antum lihat yang ada di dalam hadīts, بضع وسبعون شعبة Adakah disini amalan yang dhāhir mengucapkan Lā ilāha illallāh ? Apalagi yang dhāhir? إماطة الأذى عن الطريق Adakah amalan yang bathin? الحياء شعبة من الإيمان Ini adalah amalan bathin Ini adalah Iman secara umum mencakup amalan yang dhāhir maupun yang bathin. Demikian yang bisa kita sampaikan pada kesempatan kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya Wallāhu Ta’āla A’lam وبالله التوفيق والهداية والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
PembacaanMateri HSI Beriman Kepada Hari akhir halaqah 76 -80 ‎Show Wisnu Canal, Ep Pembacaan Materi HSI Beriman Kepada Hari akhir halaqah 76 -80 - 19 Jun 2022 Global Nav Deschide meniu Global Nav Închide meniu
Hadith 42 Ce hadith représente un appel pour les musulmans afin qu'ils se repentent sincèrement auprès d'Allah et qu'ils lui demandent pardon. Leçons Il existe trois moyens ou manières qui permettent à un musulman d'être pardonné par Allah. Le premier moyen se trouve dans les douas ou invocations, ceci sont des supplications auprès d'Allah, leurs vertus sont précisément exprimé par Allah dans la sourate 40 Al Ghafir verset 60 Et votre Seigneur dit "Appelez-Moi, Je vous répondrai." Le Prophète Saw, A déclaré "la supplication est l'essence du culte" Al-Tirmidhi. Le Prophète Saw, A également déclaré "lorsque vous suppliez Allah soyez certain de sa réponse." Le Prophète Saw a assuré que les invocations sont garanties par Allah, aussi il y assiste ou y répond lorsque certaines conditions sont remplies. Dans le même temps il y a d'autres choses que le musulman doit éviter de faire pour que sa supplication ai une réponse. Les conditions de supplication ont été examinées dans les précédents hadiths. La chose la plus importante est la concentration totale et l'attention du cœur et d'être rempli de l'espoir que Dieu répondra à cette doua et de ne pas se pressé ni être impatient. Les musulmans pratiquent régulièrement la supplication parce que c'est un processus continu. Parmi les sujets que le musulman doit prier Allah dans sa supplication sont le fait de demander le pardonn de ses péchés, le fait d'être sauvé de l'Enfer et d'être parmi ceux qui entreront au paradis. Les musulmans ont à faire du'a avec plein d'espoir qu'il y ait une réponse. Allah dit dans un Hadith Qudsi "Je suis ce que Mon serviteur attend de moi." Muslim. Le Prophète, Saw Dit dans un autre hadith Aucun musulman qui supplie en invocation, qui ne commet pas de péchés ou me coupe pas les liens avec son entourage,, Allah lui accordera l'une des trois choses soit Allah répondre immédiatement à sa supplication, sinon il lui conservera la récompense pourl'au-delà, ou bien il détournera de lui une quantité équivalente de mal qu'il a pu commettre auparavant il lui en pardonne donc une partie. " Les Compagnons demandèrent qui s'ils continuaient à supplier. Le Prophète Saw', A répondu "Alors Allah vous donnera même les deux." Imam Ahmad. Le second moyen qui nous amène à recevoir le pardon d'Allah est l'Istighfar Demande de pardon, même si quelqu'un a commis beaucoup de péchés. Qu'entend-on par la demande de pardon et l'Istighfar qui est lié à la repentance, qui à son tour, exige également que le musulman abandonne complètement la pratique des péchés commis et qu'il ne persiste plus et se réforme. Istighfar est une forme de culte. Le musulman doit faire et exécuter un grand nombre d'Istighfar tous les jours. Allah nous a ordonné de faire l'Istighfar et a félicité ceux qui effectuent Istighfar. Allah dit dans la sourate 39 al-Zumar verset 53 O Mes serviteurs qui avez commis des excès contre eux-mêmes! Ne désespérez pas de la miséricorde d'Allah. En vérité, Allah pardonne tous les péchés. Certes, il est Pardonneur et Miséricordieux. Il existe de nombreuses formes de Istighfar. Il y a ce que le Prophète, Saw a enseigné à ses compagnons à dire. Il est également rapporté que le Prophète, Saw pratiquait l'isthighfar pour rechercher le pardon d'Allah plus de soixante-dix fois par jour, et, dans certains narration plus de cent fois par jour. Par conséquent, les musulmans sont recommandés et doivent ressentir la nécessaires de faire Istighfar et demander le pardon d'Allah au moins cent fois par jour. La meilleure déclaration du pardon est la déclaration qui est rapporté par le Prophète, Saw, Quand il a dit "O Allah Tu es mon Seigneur. Il n'y a pas d'autre Dieu que Toi. Tu m'as créé et je suis ton serviteur. Je suis ton alliance et la promesse, au mieux de mes capacités. Je me réfugie en Toi de les maux que j'ai fait. je professe pour moi tes bontés sur moi et je confesser mes péchés. Pardonne-moides pêches que j'ai commis contre moi même. " Le Prophète,Saw', Dit Celui qui dit cette déclaration avec certitude à son sujet dans la journée et meurt ce jour-là avant le soir, il est l'un des habitants du Paradis, et quiconque dit cette déclaration avec certitude à son sujet au cours de la nuit et meurt dans la nuit avant la matin, il est l'un des habitants du Paradis. " Al-Bukhari L'Istighfar est recommandé d'être pratiquées par de vrais serviteurs qui recherchent la proximité d'Allah et donc par l'ensemble des est recommandé de le faire le matin, de préférence après la priere al Fajr, et le soir jusqu'au coucher du soleil. Cela devrait faire partie des supplications qu'ils exercent jour et nuit. Allah dit dans Sourate Al Nisa verset 110 Quiconque agit mal ou fait du tort à lui-même, puis aussitôt implore d'Allah le pardon, trouvera Allah Pardonneur et Miséricordieux. La troisième moyen de chercher le pardon d'Allah est le Tawhid qui signifie que le musulman doit adorer Allah seul. Allah doit être adoré sans associer ni lui attribuer quelconque partenaires. Allah dit dans Sourate An Nisa verset 116 Certes, Allah ne pardonne pas qu'on Lui donne des associés. A part cela, Il pardonne à qui Il veut. Quiconque donne des associés à Allah s'égare, très loin dans l'égarement. Parce que le musulman rempli toutes les obligations du Tawhid, il sera pardonné et récompensés Dans un précédent hadith de la collection de l'imam Nawawi des Quarante Hadith, nous avons discuté de l'importance de la réalisation de l'idée de Tawhid où les musulmans aiment ont peur, et glorifient Allah constamment. Par le Tawhid, Les musulmans se réfugier auprès d'Allah et demandent son soutien et son aide. Le Tawhid, signifie que le cœur du croyant devient entièrement consacrée à Dieu. Ce n'est qu'alors que les musulmans seront éclairés, inspirés, et leur Iman ou leur foi seront renforcés et leurs péchés seront pardonnés. Par la réalisation de l'idée de Tawhid, Le musulman réduit également les chances de commettre des péchés parce que son cœur est entièrement consacrée à Dieu. Tawhid est l'essence du message de chaque prophète. Tous les prophètes, paix soit sur eux, ont été envoyés avec le message de Tawhid; Qu'Allah est le seul qui mérite d'être adoré et d'être totalement respectée. Malheureusement, beaucoup de musulmans d'aujourd'hui ne respectent pas la réalisation de Tawhid. Beaucoup de musulmans violent Tawhid, Par exemple, il existe certains groupes de musulmans que de lors de l'abattage d'une bête supplient des musulmans morts. En faisant ces actes ils associent quelque chose à Allah, ils violent les messages les plus importants de l'Islam qu'est la réalisation de Tawhid. Si nous voulons être de bons musulmans envers Allah, nous devrions suivre la voie des awliya ' Allah serviteurs d'Allah. Nous devons suivre leurs habitudes et pratiques mentionnées au hadith 38. Ils avaient des bonnes mœurs, ils ont adoré Allah, le craignaient, avait la conviction totale ou la foi en Allah et en Ses messagers, et ils ont été soumis à Allah et ont suivi ses instructions - ce compris l'exécution de bonnes actions. Cette obéissance a été fondée sur la crainte d'Allah, se repentir à Allah et la soumission à Sa volonté. En outre, ils ont été caractérisés avec un dévouement, d'honnêteté et sincérité. Si nous voulons le faire dans le bon sens nous devrions adhérer à ce qui est mentionné ci-dessus et agir comme les awliya ' Allah quand ils étaient vivants. Allah nous dit dans le Coran que c'était ce qui a conduit le peuple de Noé à se dérober quand ils ont commencé glorifiant et en donnant leurs justes morts un statut plus élevé que ce qu'ils méritaient. Cela les conduit à adorer ces morts plus tard, dans la mesure où certains d'entre eux fait des idoles de ces personnages célèbres. Ceci a finalement conduit à leur destruction par Allah. En raison de malentendus ou de la méconnaissance de l'essence du message de Tawhid, beaucoup de musulmans aujourd'hui effectuent de mauvais actes interdits. Certains d'entre eux peut être dispensé pour une raison ou une autre, mais ce sont des actes terribles qui déplaisent à Allah et à mener à se dérober. C'est très risqué, car beaucoup de musulmans qui tombent dans ces catégories doivent repenser à ce qu'ils font. Ils doivent se repentir à Allah et implorer Son pardon, car Il est l'Unique envers lequel nous devons chercher le pardon. Il est celui qui nous aide et Il est celui que nous devons obéir et compter. La réalisation de Tawhid est très important pour tous les musulmans. Il s'agit de la dernière partie du hadith. En outre, il est le dernier hadith dans la collecte de l'Imam Nawawi. Ceci est très important pour nous que les musulmans depuis cette dernière partie résume la chose la plus importante dans l'Islam et qui est le Tawhid. C'est un message d'Allah à tous les musulmans afin de s'assurer que leurs Tawhid est sincère et pure. Il est important de réaliser qu'il ne faut attribuer aucun partenaires à Allah. Ce faisant, ils sont assurés qu'ils recevront le pardon d'Allah, même s'ils ont commis d'autres péchés. Pour réaliser Tawhid Les musulmans doivent remplir toutes ses obligations envers Allah en mettant pleinement en soumettant à Sa volonté, en l'adorant, lui obéir et à la suite Ses conseils et de la révélation et d'éviter ce qui suit - Éviter toutes formes d'association, Que ce soit dans les paroles ou les actes visibles ou cachés. - Ils devraient aussi éviter de désobéir ou de commettre des péchés parce les péchés affaiblissent le Tawhid. - Éviter Riya ' Faire des choses dans un intérêt mondain non pour l'amour d'Allah. - Les musulmans doivent également éviter les innovations ou les hérésies, car cela conduira à l'affaiblissement de Tawhid. - Éviter toute forme d'hypocrisie spécialement dans les actions répétées qui sont considérés comme des traits de la Munafiqun tels que avoir omis de tenir une promesse, le mensonge, la transgression dans les querelles et les différends. En général, les musulmans doivent éviter tout acte illégal qui mène à la malhonnêteté, la mauvaise foi, et la transgression. Conclusion Ce hadith mentionne trois voies qui mènent au pardon d'Allah. Il convient de noter que ce ne sont pas les seuls moyens. Les érudits musulmans mentionnent d'autres moyens et façons de recevoir le pardon, comme nous l'avons vu dans les précédents hadiths, Comme la persistance dans les difficultés, la mise à l'essai, la maladie, la patience, la torture dans la tombe, le fait d'éviter les péchés majeurs, les situations horribles du Jour du Jugement, le fait de suivre le comportement du ProphèteSaw … Il est possible d'être pardonné de ses péchés en effectuant les piliers de l'Islam, le jeûne des jours spécifiques tels que le jour de l'Achoura et le jour de Arafa, ainsi que et l'intercession Shafa'ah du Prophète, Saw ou Et l'intercession des croyantsqui est subordonnée à l'autorisation d'Allah. Halaqah03 ~ Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Para Malaikat HSI | Beriman Dengan Nama-Nama Umum Malaikat Allah Halaqah 26 ~ Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Hari Akhir | Ditiupnya Sangkakala Bagian 1 Related Blog Syukma Groups Utama Info. Susu Kambing Etawa Plus Herbal GHONAMILK Extract Daun Kelor Gamat dan Kayu Manis.
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين Halaqah yang ke-42 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Memperbanyak Al-Hasanah kebaikan dan Menghilangkan As-Sayyi’ah dosa Bagian yang ke 2” Di antara cara memperbanyak Al-Hasanah dan menghilangkan As-Sayyi’ah dosa Yang ketiga memanfaatkan kenikmatan Allah yang telah diberikan kepada kita semaksimal mungkin. Seperti kenikmatan ilmu agama, kesehatan, waktu luang, harta benda, anggota badan yang lengkap dan sehat, jabatan, kenikmatan teknologi, kecerdasan, kenikmatan berbicara dan lain-lain. Menggunakan kenikmatan tersebut di jalan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dengan niat yang benar, yaitu untuk mencari pahala Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى Rasulullah ﷺ bersabda yang artinya, Dua nikmat yang banyak manusia yang rugi di dalamnya, kesehatan dan waktu luang Hadits Shahih Riwayat Bukhari. Dalam hadits yang lain Beliau ﷺ mengatakan yang artinya, Sesungguhnya orang-orang kaya, mereka adalah orang yang sedikit hasanahnya pada hari kiamat. Kecuali orang yang Allah berikan kekayaan kemudian bershadaqah kepada yang ada di kanannya, kirinya, depan dan belakangnya dan beramal dengan kekayaan tersebut, amalan yang baik Hadits Shahih Riwayat Bukhari dan Muslim. Yang keempat adalah dengan memperbaiki amalan supaya diterima di sisi Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى Karena amalan bisa menjadi hasanah bagi seseorang bila diterima di sisi Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى Dan syarat diterimanya amalan ada dua yaitu ikhlas dan sesuai dengan sunnah Rasulullah ﷺ Yang kelima adalah bertaubat dari dosa, yang diiringi dengan iman dan amal shaleh. Karena barang siapa yang melakukan yang demikian itu, maka dosanya akan diganti dengan hasanah. Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menyebutkan bahwasanya orang yang menyekutukan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى membunuh jiwa tanpa hak, berzina, maka mereka akan mendapatkan azab yang pedih di hari kiamat. Kecuali apabila dia bertaubat, beriman dan mengerjakan amal shaleh, maka Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى akan mengganti dosa-dosa mereka menjadi sebuah kebaikan Al-Furqan 68-70. Yang keenam memperbanyak istighfar setiap melakukan dosa atau kurang bersyukur atas nikmat, atau kurang dalam melakukan kewajiban atau lalai dari mengingat Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى Rasulullah ﷺ bersabda, طُوْبَى لِمَنْ وَجَدَ فِيْ صَحِيْفَتِهِ اِسْتِغْفَارًاكَثِيْرًا Thuuba bagi orang yang menemukan di dalam kitabnya istighfar yang banyak Hadits Shahih Riwayat Ibnu Majah. Thuuba ada yang mengatakan maknanya adalah surga, ada juga yang mengatakan maknanya adalah nama pohon di surga. Yang ketujuh tidak melakukan amalan yang mengurangi pahalanya. Rasulullah ﷺ bersabda yang artinya, Aku mengetahui ada sebagian umatku yang akan datang pada hari kiamat dengan membawa hasanah sebesar gunung-gunung thihamah. Maka Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menjadikan hasanah tersebut seperti debu yang beterbangan. Maka salah seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah ﷺ tentang sifat mereka, Maka Rasulullah ﷺ mengabarkan bahwasanya mereka adalah saudara-saudara kita. Sholat malam sebagaimana kita sholat malam, akan tetapi mereka apabila dalam keadaan sendiri dengan sesuatu yang diharamkan, mereka pun melanggarnya Hadits Shahih Riwayat Ibnu Majah. itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu pada halaqah selanjutnya. وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Abdullāh Roy Di kota Al-Madīnah Baca juga HSI 05 – 41 Memperbanyak Al-Hasanah dan Menghilangkan As-Sayyi’ah 1

۞QS. 2:2 • Hikmah penurunan kitab-kitab samawi. ۞ QS. 2:3 • Allah memiliki kunci alam ghaib • Kewajiban beriman kepada malaikat • Kewajiban dan keutamaan beriman pada kitab-kitab • Kewajiban beriman pada para rasul • Kewajiban beriman pada hari akhir. ۞ QS. 2:4 • Kewajiban dan keutamaan beriman pada kitab-kitab • Pengakuan antara satu kitab dengan lainnya • Kewajiban

👤 Ustadz Abdullāh Roy, MA 📗 Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Hari Akhir 🔊 Halaqah 41 Memperbanyak Al-Hasanah Kebaikan Dan Menghilangkan As-Sayyiah Dosa Bagian 01 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 MEMPERBANYAK AL-HASANAH KEBAIKAN DAN MENGHILANGKAN AS-SAYYIAH DOSA BAGIAN 1 السلام عليكم ورحمة الله وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين ☪ Halaqah yang ke-41 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang Memperbanyak Al-Hasanah Kebaikan Dan Menghilangkan As-Sayyiah Dosa Bagian 01. Seorang yang beriman kepada hari akhir dan beriman bahwasanya kelak akan dihisab maka hendaklah dia memohon rahmat dari Allah kemudian mengambil sebab supaya memiliki Al-Hasanah sebanyak mungkin dan menghilangkan dosa sebisa mungkin. Di antara caranya 1⃣ Yang pertama adalah menjaga tauhid yang merupakan hasanah atau kebaikan yang paling besar. Dan merupakan pondasi bagi hasanah yang lain. Dan merupakan sebab diampuninya dosa seseorang. 2⃣ Yang kedua, mencari amalan yang paling afdhal. Yang apabila dilakukan maka dia akan mendapatkan hasanah yang banyak. Yang demikian karena kita sangat butuh dengan hasanah yang banyak, sementara waktu untuk mendapatkannya adalah sangat terbatas. 🔖 Amalan yang paling afdhal setelah rukun islam dan kewajiban-kewajiban agama yang lain, adalah tiga amalan yaitu ✅ Menuntut Ilmu Agama, ✅ Jihad Fii Sabilillah ✅ Dan Dzikrullah yang dilakukan dengan khusyu’ di sebagian besar waktunya. 📌 Amalan yang wajib lebih afdhal dan lebih besar pahalanya dari pada amalan sunnah. 📌 Amalan yang wajib ain yaitu yang wajib atas semuanya lebih afdhal dari pada amalan yang wajib kifayah yang apabila dilakukan oleh sebagian maka gugur atas yang lain. 📌 Kewajiban yang berkaitan dengan hak Allah lebih afdhal dari pada kewajiban yang berkaitan dengan hak makhluk. 📌 Amalan yang lebih afdhal adalah amalan yang dilakukan dengan lebih ikhlas dan lebih mengikuti sunnah Rasulullah 📌 Amalan sedikit yang mudah dikerjakan tanpa memberatkan diri dan dilakukan secara terus-menerus, lebih afdhal dari pada amalan yang banyak tapi terputus. Rasulullah bersabda yang artinya “Amalan Yang paling dicintai Allah adalah yang paling dilakukan terus-menerus meskipun sedikit” HR. Bukhari dan Muslim. 📌 Terkadang sebuah amalan afdhal bagi sebagian, namun belum tentu afdhal bagi yang lain. 📌 Amalan yang manfaatnya sampai kepada orang lain lebih afdhal dari pada amalan yang manfaatnya hanya untuk diri-sendiri. Contohnya seperti shadaqah dan dakwah fii sabilillah. Rasulullah bersabda yang artinya “Barang siapa yang mengajak kepada petunjuk, maka dia mendapatkan pahala orang yang mengikutinya. Tidak dikurangi dari pahala mereka sedikitpun” Hadits Shahih Riwayat Muslim. 📌 Amalan yang dikerjakan di waktu yang mulia lebih afdhal. Seperti amalan yang dikerjakan di Bulan Ramadhan dan amalan yang dikerjakan pada sepuluh hari yang pertama di Bulan Dzulhijjah. 📌 Sebagian amalan lebih afdhal dikerjakan di tempat mulia tertentu. Seperti sholat di Masjidil Haram, Masjid Nabawi dan Masjidil Aqsa. Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya. وبا لله التوفيق والهداية و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته Saudaramu, Abdullāh Roy Di kota Al-Madīnah 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 👤 Ustadz Abdullāh Roy, MA 📗 Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Hari Akhir 🔊 Halaqah 42 Memperbanyak Al-Hasanah Kebaikan Dan Menghilangkan As-Sayyiah Dosa Bagian 02 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 MEMPERBANYAK AL-HASANAH KEBAIKAN DAN MENGHILANGKAN AS-SAYYIAH DOSA BAGIAN 2 السلام عليكم ورحمة الله وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين ☪ Halaqah yang ke-42 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang Memperbanyak Al-Hasanah Kebaikan Dan Menghilangkan As-Sayyiah Dosa Bagian 02. Di antara cara memperbanyak Al-Hasanah dan menghilangkan As-Sayyi’ah dosa 3⃣. Memanfaatkan kenikmatan Allah yang telah diberikan kepada kita semaksimal mungkin. Seperti kenikmatan ilmu agama, kesehatan, waktu luang, harta benda, anggota badan yang lengkap dan sehat, jabatan, kenikmatan teknologi, kecerdasan, kenikmatan berbicara dan lain-lain. Menggunakan kenikmatan tersebut di jalan Allah dengan niat yang benar, yaitu untuk mencari pahala Allah. Rasulullah bersabda yang artinya “Dua nikmat yang banyak manusia yang rugi di dalamnya, kesehatan dan waktu luang”Hadits Shahih Riwayat Bukhari. Dalam hadits yang lain Beliau mengatakan yang artinya “Sesungguhnya orang-orang kaya, mereka adalah orang yang sedikit hasanahnya pada hari kiamat. Kecuali orang yang Allah berikan kekayaan kemudian bershadaqah kepada yang ada di kanannya, kirinya, depan dan belakangnya dan beramal dengan kekayaan tersebut, amalan yang baik” Hadits Shahih Riwayat Bukhari dan Muslim. 4⃣. Adalah dengan memperbaiki amalan supaya diterima di sisi Allah Karena amalan bisa menjadi hasanah bagi seseorang bila diterima di sisi Allah Dan syarat diterimanya amalan ada dua yaitu ikhlas dan sesuai dengan sunnah Rasulullah. 5⃣. Adalah bertaubat dari dosa, yang diiringi dengan iman dan amal shaleh. Karena barang siapa yang melakukan yang demikian itu, maka dosanya akan diganti dengan hasanah. Allah menyebutkan bahwasanya “Orang yang menyekutukan Allah membunuh jiwa tanpa hak, berzina, maka mereka akan mendapatkan azab yang pedih di hari kiamat. Kecuali apabila dia bertaubat, beriman dan mengerjakan amal shaleh, maka Allah akan mengganti dosa-dosa mereka menjadi sebuah kebaikan” Al-Furqan 68-70 6⃣. Memperbanyak istighfar setiap melakukan dosa atau kurang bersyukur atas nikmat, atau kurang dalam melakukan kewajiban atau lalai dari mengingat Allah. Rasulullah bersabda طُوْبَى لِمَنْ وَجَدَ فِيْ صَحِيْفَتِهِ اِسْتِغْفَارًاكَثِيْرًا “Thuuba bagi orang yang menemukan di dalam kitabnya istighfar yang banyak” Hadits Shahih Riwayat Ibnu Majah. ➡ Thuuba ada yang mengatakan maknanya adalah surga, ada juga yang mengatakan maknanya adalah nama pohon di surga. 7⃣. Tidak melakukan amalan yang mengurangi pahalanya. Rasulullah bersabda yang artinya “Aku mengetahui ada sebagian umatku yang akan datang pada hari kiamat dengan membawa hasanah sebesar gunung-gunung thihamah. Maka Allah menjadikan hasanah tersebut seperti debu yang beterbangan. Maka salah seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah tentang sifat mereka, Maka Rasulullah mengabarkan bahwasanya mereka adalah saudara-saudara kita. Sholat malam sebagaimana kita sholat malam, akan tetapi mereka apabila dalam keadaan sendiri dengan sesuatu yang diharamkan, mereka pun melanggarnya” Hadits Shahih Riwayat Ibnu Majah. Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya. وبا لله التوفيق والهداية و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته Saudaramu, Abdullāh Roy Di kota Al-Madīnah 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 👤 Ustadz Abdullāh Roy, MA 📗 Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Hari Akhir 🔊 Halaqah 43 Memperbanyak Al-Hasanah Kebaikan Dan Menghilangkan As-Sayyiah Dosa Bagian 03 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 MEMPERBANYAK AL-HASANAH KEBAIKAN DAN MENGHILANGKAN AS-SAYYIAH DOSA BAGIAN 3 السلام عليكم ورحمة الله وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين ☪ Halaqah yang ke-43 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang Memperbanyak Al-Hasanah Kebaikan Dan Menghilangkan As-Sayyiah Dosa Bagian 03. Di antara cara memperbanyak Al-Hasanah dan menghilangkan As-Sayyi’ah 8⃣. Adalah bersabar atas musibah dan ujian. Rasulullah bersabda مَا يَزَالُ الْبَلاَءُ بِالْمُؤْمِنِ وَالْمُؤْمِنَةِ فِي جَسَدِهِ وَمَالِهِ وَوَلَدِهِ حَتَّى يَلْقَى اللهَ وَمَا عَلَيْهِ خَطِيْئَةٌ Senantiasa ujian menimpa seorang mu’min dan mu’minah, di dalam dirinya, anaknya dan juga hartanya sampai dia bertemu Allah dan dia tidak memiliki dosa Hadits Shahih Riwayat Tirmidzi. Di dalam hadits yang lain, beliau Rasulullah mengatakan yang artinya Ketika orang-orang yang terkena musibah di dunia mendapatkan pahala pada hari kiamat, maka ahlul afiah orang-orang yang tidak banyak terkena musibah akan berkeinginan seandainya kulit-kulit mereka digunting di dunia Hadits Hasan Riwayat Tirmidzi. 📗 Yang demikian karena mereka melihat besarnya pahala orang-orang yang bersabar, Sebagaimana firman Allah إِنَّمَا يُوَفَّى ٱلصَّـٰبِرُونَ أَجۡرَهُم بِغَيۡرِ حِسَابٍ۬ “Sesungguhnya akan disempurnakan pahala orang-orang yang bersabar tanpa batas” Az-Zumar 10 9⃣. Adalah beramal shaleh secara umum berdasarkan dalil-dalil yang shahih, seperti membaca Al-Quran, berpuasa dan lain-lain. Rasulullah bersabda yang artinya Barang siapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah yaitu Al-Quran, maka setiap huruf dia akan mendapatkan satu hasanah. Dan satu hasanah akan dilipatgandakan menjadi sepuluh hasanah Hadits Shahih Riwayat Tirmidzi. Di dalam sebuah hadits disebutkan bahwasanya setiap amalan anak Adam, satu hasanah akan dilipatgandakan menjadi sepuluh hasanah sampai tujuh ratus. Kecuali puasa, karena sesungguhnya puasa adalah untuk Allah dan Dia-lah yang akan membalasnya Hadits Shahih Riwayat Bukhari dan Muslim. 📗 Mintalah senantiasa kepada Allah pertolongan di dalam beramal, beramallah sebaik mungkin dan mohonlah kepada Allah supaya diterima. 📗 Dan ketahuilah bahwasanya amal kita hanyalah sebab dan bukan pengganti kenikmatan surga dan keselamatan dari neraka. 📗 Seandainya seseorang beramal semaksimal mungkin, sebaik-baiknya selama hidupnya, niscaya tidak cukup untuk membalas kenikmatan Allah di dunia. 📗Maka bagaimana dengan kenikmatan akhirat. Rahmat atau kasih sayang dan anugerah Allah-lah yang lebih kita harapkan. Rasulullah bersabda yang artinya Amalan seseorang tidaklah memasukkan dia ke dalam surga. Para sahabat berkata, “Tidak juga engkau yaa Rasulullah?” Beliau menjawab, “Tidak juga saya, kecuali Allah melimpahkan kepadaku anugerah dan rahmatnya Hadits Shahih Riwayat Bukhari dan Muslim. Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya. وبا لله التوفيق والهداية و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته Saudaramu, Abdullāh Roy Di kota Al-Madīnah 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 👤 Ustadz Abdullāh Roy, MA 📗 Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Hari Akhir 🔊 Halaqah 44 Pertanyaan Ketika Hisab Bagian 01 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 PERTANYAAN KETIKA HISAB BAGIAN 1 السلام عليكم ورحمة الله وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين ☪ Halaqah yang ke-44 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang Pertanyaan Ketika Hisab Bagian 01. Ketika hisab, Allah akan berbicara dengan para hamba dengan cara yang sesuai dengan keagungan Allah. Allah akan bertanya tentang apa yang sudah mereka lakukan di dunia. Rasulullah bersabda yang artinya “Tidaklah di antara kalian kecuali Rabbnya akan berbicara kepadanya. Tidak ada antara dia dengan Allah penerjemah. Dia akan melihat di sebelah kanannya, maka dia tidak melihat kecuali amalan yang sudah ia lakukan. Dan melihat sebelah kirinya, maka dia tidak melihat kecuali amalan yang sudah ia lakukan. Dan akan melihat depannya, maka dia tidak melihat kecuali neraka berada di depannya. Maka jagalah diri kalian dari neraka meskipun dengan separuh buah kurma”Hadits Shahih Riwayat Bukhari dan Muslim. Adapun hadits yang berisi bahwasanya ada tiga golongan yang Allah tidak akan berbicara dengan mereka pada hari kiamat. – Orang yang mengungkit-ungkit pemberian, – Orang yang menjual barang dengan sumpah palsu, – Orang yang musbil yaitu memanjangkan pakaian di bawah mata kaki, yaitu bagi laki-laki Hadits Shahih Riwayat Muslim Maka yang dimaksud dalam hadits ini seperti yang dikatakan oleh sebagian ulama bahwasanya Allah tidak akan berbicara dengan mereka dalam keadaan ridha. Tapi Allah akan berbicara kepada mereka dalam keadaan marah. DIANTARA HAL YANG DI TANYAKAN DI HARI KIAMAT 1⃣. Adalah tentang tauhid kita kepada Allah. Allah Berfirman فَلَنَسۡـَٔلَنَّ ٱلَّذِينَ أُرۡسِلَ إِلَيۡهِمۡ وَلَنَسۡـَٔلَنَّ ٱلۡمُرۡسَلِينَ “Maka sungguh kami akan tanya umat yang telah diutus kepada mereka para Rasul. Dan sungguh kami akan tanya para Rasul.” Al-A’raf 6 Kita akan ditanya, bagaimana kita akan menjawab ajakan Rasul dan ajakan Rasul yang paling besar adalah Tauhid. Di antara hal yang akan ditanyakan pada hari kiamat adalah kenikmatan yang Allah berikan kepada kita di dunia. Allah Berfirman ثُمَّ لَتُسۡـَٔلُنَّ يَوۡمَٮِٕذٍ عَنِ ٱلنَّعِيمِ “Kemudian sungguh-sungguh kalian akan ditanya pada hari itu, tentang kenikmatan” At-Takatsur 8 Di antara kenikmatan tersebut adalah kenikmatan makanan dan minuman bagaimanapun sederhananya di pandangan manusia. Rasulullah bersabda yang artinya “Sesungguhnya pertanyaan pertama yang akan ditanyakan kepada seorang hamba pada hari kiamat tentang kenikmatan adalah akan ditanyakan kepadanya, “Bukankan Kami telah menyehatkan badanmu dan memberimu air yang dingin?” Hadits Shahih Riwayat Tirmdzi. Di dalam hadits yang lain Rasulullah bersabda yang artinya “Tidak akan bergerak kedua kaki seorang hamba pada hari kiamat, sampai ditanya tentang umurnya untuk apa dia gunakan, dan ditanya tentang ilmunya apa yang telah dia amalkan, dan akan ditanya tentang hartanya dari mana dia dapatkan dan dalam perkara apa dia gunakan. Dan akan ditanya tentang anggota badannya untuk apa dia gunakan” Hadits Shahih Riwayat Tirmidzi. 🌤 Orang yang mensyukuri nikmat tersebut, dialah yang akan selamat. 🌤 Mensyukuri dengan hati, lisan maupun perbuatan. 🌤 Hatinya mengakui kenikmatan tersebut, bahwasanya itu adalah dari Allah 🌤 Lisannya bersyukur dan memuji Allah dan dia mempergunakan kenikmatan tersebut di dalam hal yang diperbolehkan oleh Allah Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya. وبا لله التوفيق والهداية و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته Saudaramu, Abdullāh Roy Di kota Al-Madīnah 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 👤 Ustadz Abdullāh Roy, MA 📗 Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Hari Akhir 🔊 Halaqah 45 Pertanyaan Ketika Hisab Bagian 02 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 PERTANYAAN KETIKA HISAB BAGIAN 2 السلام عليكم ورحمة الله وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين ☪ Halaqah yang ke-45 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang Pertanyaan Ketika Hisab Bagian 02. DIANTARA HAL YANG DI TANYAKAN ALLAH KETIK HISAB Adalah pendengaran, penglihatan dan hati kita. Allah Berfirman وَلَا تَقۡفُ مَا لَيۡسَ لَكَ بِهِۦ عِلۡمٌ‌ۚ إِنَّ ٱلسَّمۡعَ وَٱلۡبَصَرَ وَٱلۡفُؤَادَ كُلُّ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ كَانَ عَنۡهُ مَسۡـُٔولاً۬ “Janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak punya ilmunya. Sesungguhnya setiap manusia kelak akan ditanya tentang pendengaran, penglihatan dan hatinya.” Surat Al-Isra’ 36 📗 Dengan demikian hendaklah seorang muslim menjaga pendengaran, penglihatan dan hatinya dari apa yang Allah haramkan. Di antara yang akan ditanyakan adalah perjanjian. Allah Berfirman وَأَوۡفُواْ بِٱلۡعَهۡدِ‌ۖ إِنَّ ٱلۡعَهۡدَ كَانَ مَسۡـُٔولاً۬ “Dan sempurnakanlah perjanjian karena sesungguhnya perjanjian akan ditanyakan.” Al-Isra’ 34 📗 Dan perjanjian di sini mencakup perjanjian seorang hamba kepada Allah maupun kepada makhluk. 📗 Seorang muslim dituntut untuk menyempurnakan janjinya. 📗 Di antara hal yang akan ditanyakan adalah tentang amanat yang telah Allah berikan kepada kita. Rasulullah bersabda yang artinya “Setiap kalian adalah penjaga amanat dan setiap kalian akan ditanya tentang amanat tersebut. Seorang imam atau pemimpin negara adalah penjaga amanat dan dia akan ditanya tentang amanat tersebut. Seorang bapak adalah penjaga amanat di dalam keluarganya dan dia akan ditanya tentang amanat tersebut. Seorang ibu adalah seorang penjaga amanat di dalam rumah suaminya dan dia akan ditanya tentang apa yang dia jaga. Dan seorang pembantu adalah penjaga amanat harta majikannya dan dia akan ditanya tentang amanat tersebut” Hadits Shahih Riwayat Bukhari dan Muslim. 🔰 Seorang pemimpin mendapat amanat dari Allah untuk menegakkan hukum-hukum Allah atas rakyatnya dan berbuat adil. 🔰 Seorang bapak mendapat amanat untuk memimpin keluarga dan membawa mereka kepada kebaikan serta memberikan hak-hak mereka. 🔰 Seorang ibu mendapat amanat untuk mengurus rumah tangga, mengurus anak, menasihati suami dan lain-lain. 🔰 Seorang pembantu mendapat amanat untuk menjaga harta majikannya dan melaksanakan pekerjaan sebagai seorang pembantu. 📢 Masing-masing kita hendaknya melaksanakan amanat dan kewajiban sebaik-baiknya apapun peran kita sesuai dengan yang Allah perintahkan. 📢 Baik kita sebagai seorang pemimpin maupun yang dipimpin. 📢 Baik sebagai juru dakwah maupun yang didakwahi. 📢 Baik sebagai suami maupun seorang istri. 📢 Baik sebagai seorang ayah atau ibu maupun anak. Baik sebagai seorang guru ataupun murid dan lain-lain, masing-masing hendaknya melaksanakan amanat dan kewajiban sebaik-baiknya. Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya. وبا لله التوفيق والهداية و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته Saudaramu, Abdullāh Roy Di kota Al-Madīnah 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 MateriSilsilah Ilmiyyah - Beriman Kepada Hari Akhir 2 : Halaqah 26 ~ Ditiupnya Sangkakala Bagian 1. Halaqah 27 ~ Ditiupnya Sangkakala Bagian 2. Halaqah 28 ~ Kebangkitan. Halaqah 29 ~ Kejadian-Kejadian Dahsyat Di Hari Kiamat. Halaqah 30 ~ Keadaan Manusia Ketika Melihat Kedahsyatan Hari Kiamat. Halaqah 31 ~ Al-Hasyr (Pengumpulan) Bagian 1.
🎙 Ustadz Dr. Abdullah Roy, حفظه لله تعالى 📗 Beriman Kepada Hari Akhir السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين Halaqah yang ke-49 dari Silsilah Ilmiyah Berimān kepada hari akhir adalah tentang “Beberapa Kejadian Di Padang Mahsyar Bagian kedua” Di antara kejadian di Padang Mahsyar bahwasanya Allāh akan bertanya kepada para malāikat dan Nabi Īsā. alayhissalām. Allāh menyebutkan di dalam Surat Sabā’ 40-42 Bahwasanya di Padang Mahsyar Allāh akan bertanya kepada para malāikat yang disembah oleh sebagian manusia. Sebagai penghinaan terhadap orang-orang musyrikin yang dahulu menyembah mereka. Apakah mereka ini dahulu menyembah kalian? Para malāikat menjawab “Maha Suci Engkau, Engkau-lah pelindung kami, bukan mereka. Akan tetapi sebenarnya mereka dahulu telah menyembah jinn. Kebanyakan mereka berimān kepada jin tersebut” Maksudnya bahwasanya orang-orang musyrikin ketika menyembah selain Allāh, baik orang shālih, benda mati dan lain-lain, maka pada hakikatnya mereka menyembah jinn, karena yang menyuruh mereka untuk menyekutukan Allāh adalah jinn. ⇒Apabila mereka menaati, berarti mereka telah menyembah jin tersebut. Para malāikatpun tidak berkuasa untuk memberikan manfaat, dan tidak pula mudharat kepada orang-orang yang telah menyembah mereka. Para penyembah malāikat itu pun akan diadzab oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Di dalam Surat Al-Māidah 116-117 Allāh menyebutkan bahwasanya Allāh akan bertanya kepada Nabi Īsā alayhissalām sebagai penghinaan dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla terhadap orang-orang nashrāni yang menjadikan beliau dan ibu-ibu beliau sebagai Tuhan. Wahai Īsā putra Maryam, Apakah engkau dahulu pernah mengatakan kepada manusia, “Jadikanlah aku dan ibuku dua Tuhan selain Allāh ? Īsā alayhissalām menjawab “Maha Suci Engkau tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku untuk mengatakannya”. Jika aku pernah mengatakannya maka tentulah Engkau mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada dirimu. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib. Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku untuk mengatakannya, yaitu “Sembahlah Allāh Rabb-ku dan Rabb kalian”. Dan aku menjadi saksi atas mereka selama aku hidup, maka setelah Engkau wafatkan atau angkat aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau Maha Menyaksikan segala sesuatu. Demikianlah keadaan para malāikat dan Nabi Īsā alayhissalām. Mereka adalah mahluk yang taat beribadah kepada Allāh. Senang apabila manusia hanya menyembah kepada Allāh dan mereka tidak pernah menyuruh manusia menyembah diri mereka. Demikian pula orang-orang yang shālih dan wali-wali Allāh. Manusia yang terlalu berlebih-lebihan terhadap mereka, √ Mereka membuat patung mereka, √ Mereka memajang gambar mereka, √ Mereka membangun dan menghias kuburan mereka, √ Mereka meyakini bahwasanya mereka mengetahui sesuatu yang ghaib, √ Mereka berdo’a kepada mereka, √ Mereka bepergian jauh untuk berziarah ke makam mereka, √ Mereka beri’tikāf di kuburan mereka, √ Mereka menyerahkan sebagian ibadah kepada mereka, √ Mereka membangun masjid di atas kuburan mereka, atau √ Mereka memasukkan kuburan mereka di dalam masjid, √ Mereka bertawassul dengan do’a mereka setelah mereka meninggal dunia atau menganggap orang-orang shālih tersebut bisa mendekatkan diri mereka kepada Allāh, ini semua termasuk berlebihan. Jangan sampai keadaan seseorang seperti keadaan kaum Nabi Nūh ”alayhissalām yang berlebihan terhadap lima orang shālih yang disebutkan dalam Surat Nūh 23 Atau seperti keadaan sebagian orang yang mengaku mencintai Ali bin Abi Thalib, Fātimah, Hasan, Husain dan sebagian keturunan beliau Radhiyallāhu anhum, kemudian berlebih-lebihan terhadap mereka. Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya. والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
BerimanKepada Hari Akhir2 halaqah 26 - ditiupnya Sangkakala 1 halaqah 27 - ditiupnya Sangkakala 2 halaqah 28 - Kebangkitan Halaqah 29 - Kejadian - kejadian Dahsyat di Hari Kiamat Halaqah 30 - Keadaan Manusia Ketika Melihat Kedahsyatan Hari Kiamat ‎Show Wisnu Canal, Ep HSI Beriman Kepada Hari Akhir2 Halaqah 26 - 40 - Mar 6, 2022. 👤 Ustadz Abdullāh Roy, MA 📗 Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Hari Akhir 🔊 Halaqah 40 Keadilah Allāh Ketika Hisab Bagian 02 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 KEADILAN ALLAH KETIKA HISAB BAGIAN 2 السلام عليكم ورحمة الله وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين ☪ Halaqah yang ke-40 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang Keadilah Allāh Ketika Hisab Bagian 02. Di antara keadilan Allah ketika hisab, 4⃣ Bahwasanya kebaikan dan kejelekan sekecil apapun yang disembunyikan di dalam hati maupun yang dinampakkan akan didatangkan oleh Allah Tidak ada manusia yang di dzolimi karena kebaikan yang terlupakan atau karena kejelekan yang tidak dia lakukan. Allah berfirman فَمَن يَعۡمَلۡ مِثۡقَالَ ذَرَّةٍ خَيۡرً۬ا يَرَهُ ۥ ٧ وَمَن يَعۡمَلۡ مِثۡقَالَ ذَرَّةٍ۬ شَرًّ۬ا يَرَهُ ۥ ٨ Maka barang siapa yang mengamalkan kebaikan seberat atom sekalipun dia akan melihatnya. Dan barang siapa yang mengamalkan sebuah kejelekan seberat atom sekalipun akan melihatnya. Az-Zalzalah 7-8 5⃣. Di antara keadilan Allah ketika hisab, bahwasanya seseorang tidak akan memikul dosa orang lain. Allah berfirman وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ۬ وِزۡرَ أُخۡرَىٰ‌ۚ “Dan sebuah jiwa tidak akan menanggung dosa jiwa yang lain.” Al-An’am 164 Kecuali apabila seseorang mengajak kepada kesesatan, maka dia mendapatkan dosa orang yang mengikutinya dalam kesesatan orang tersebut. Rasulullah ﷺ bersabda, وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلاَلَةٍ كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الإِثَمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا Barang siapa yang mengajak kepada kesesatan, maka dia mendapatkan dosa orang yang mengikutinya. Tidak berkurang dari dosa mereka sedikitpun HR. Muslim. 6⃣. Di antara keadilan Allah masing-masing kita akan dipersilahkan melihat sendiri isi kitabnya. Allah berfirman وَنُخۡرِجُ لَهُ ۥ يَوۡمَ ٱلۡقِيَـٰمَةِ ڪِتَـٰبً۬ا يَلۡقَٮٰهُ مَنشُورًا ١٣ ٱقۡرَأۡ كِتَـٰبَكَ كَفَىٰ بِنَفۡسِكَ ٱلۡيَوۡمَ عَلَيۡكَ حَسِيبً۬ا ١٤ مَّ “Dan Kami akan keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah kitab dalam keadaan terbuka. Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu pada hari ini yang menghisab dirimu sendiri.” Al-Isra’ 13-14 7⃣. Di antara keadilan Allah, Allah akan mendatangkan para saksi supaya tidak ada alasan bagi manusia. Didatangkan para Rasul yang akan bersaksi atas umatnya, bahwasanya mereka sudah menyampaikan. Allah berfirman فَكَيۡفَ إِذَا جِئۡنَا مِن كُلِّ أُمَّةِۭ بِشَهِيدٍ۬ وَجِئۡنَا بِكَ عَلَىٰ هَـٰٓؤُلَآءِ شَہِيدً۬ا “Maka bagaimana jika Kami datangkan seorang saksi dari setiap umat dan Kami akan datangkan dirimu sebagai saksi atas mereka.” An-Nisa 41 Malaikat akan menjadi saksi. Allah berfirman وَجَآءَتۡ كُلُّ نَفۡسٍ۬ مَّعَهَا سَآٮِٕقٌ۬ وَشَہِيدٌ۬ “Dan akan datang setiap jiwa bersamanya para Malaikat yang menuntun dan Malaikat yang menjadi saksi.” Surat Qaaf 21 Bahkan anggota badan manusia akan menjadi saksi di hari kiamat. Allah berfirman ٱلۡيَوۡمَ نَخۡتِمُ عَلَىٰٓ أَفۡوَٲهِهِمۡ وَتُكَلِّمُنَآ أَيۡدِيہِمۡ وَتَشۡہَدُ أَرۡجُلُهُم بِمَا كَانُواْ يَكۡسِبُونَ “Pada hari ini akan Kami tutup mulut-mulut mereka dan tangan-tangan mereka akan berbicara dengan Kami. Dan kaki-kaki mereka akan menjadi saksi atas apa yang telah mereka lakukan” Yaasin 65 Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya. وبا لله التوفيق والهداية و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته Saudaramu, Abdullāh Roy Di kota Al-Madīnah 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 UstadzDr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى Beriman Kepada Hari Akhir السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين Halaqah yang ke-71 dari Silsilah Berimān Kepada Hari Akhir adalah tentang " An Naar (Neraka) Dan Adzabnya Bagian pertama" An-Nār 👤 Ustadz Abdullāh Roy, MA 📗 Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Hari Akhir 🔊 Halaqah 42 Memperbanyak Al-Hasanah Kebaikan Dan Menghilangkan As-Sayyiah Dosa Bagian 02 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 MEMPERBANYAK AL-HASANAH KEBAIKAN DAN MENGHILANGKAN AS-SAYYIAH DOSA BAGIAN 2 السلام عليكم ورحمة الله وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين ☪ Halaqah yang ke-42 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang Memperbanyak Al-Hasanah Kebaikan Dan Menghilangkan As-Sayyiah Dosa Bagian 02. Di antara cara memperbanyak Al-Hasanah dan menghilangkan As-Sayyi’ah dosa 3⃣. Memanfaatkan kenikmatan Allah yang telah diberikan kepada kita semaksimal mungkin. Seperti kenikmatan ilmu agama, kesehatan, waktu luang, harta benda, anggota badan yang lengkap dan sehat, jabatan, kenikmatan teknologi, kecerdasan, kenikmatan berbicara dan lain-lain. Menggunakan kenikmatan tersebut di jalan Allah dengan niat yang benar, yaitu untuk mencari pahala Allah. Rasulullah bersabda yang artinya “Dua nikmat yang banyak manusia yang rugi di dalamnya, kesehatan dan waktu luang”Hadits Shahih Riwayat Bukhari. Dalam hadits yang lain Beliau mengatakan yang artinya “Sesungguhnya orang-orang kaya, mereka adalah orang yang sedikit hasanahnya pada hari kiamat. Kecuali orang yang Allah berikan kekayaan kemudian bershadaqah kepada yang ada di kanannya, kirinya, depan dan belakangnya dan beramal dengan kekayaan tersebut, amalan yang baik” Hadits Shahih Riwayat Bukhari dan Muslim. 4⃣. Adalah dengan memperbaiki amalan supaya diterima di sisi Allah Karena amalan bisa menjadi hasanah bagi seseorang bila diterima di sisi Allah Dan syarat diterimanya amalan ada dua yaitu ikhlas dan sesuai dengan sunnah Rasulullah. 5⃣. Adalah bertaubat dari dosa, yang diiringi dengan iman dan amal shaleh. Karena barang siapa yang melakukan yang demikian itu, maka dosanya akan diganti dengan hasanah. Allah menyebutkan bahwasanya “Orang yang menyekutukan Allah membunuh jiwa tanpa hak, berzina, maka mereka akan mendapatkan azab yang pedih di hari kiamat. Kecuali apabila dia bertaubat, beriman dan mengerjakan amal shaleh, maka Allah akan mengganti dosa-dosa mereka menjadi sebuah kebaikan” Al-Furqan 68-70 6⃣. Memperbanyak istighfar setiap melakukan dosa atau kurang bersyukur atas nikmat, atau kurang dalam melakukan kewajiban atau lalai dari mengingat Allah. Rasulullah bersabda طُوْبَى لِمَنْ وَجَدَ فِيْ صَحِيْفَتِهِ اِسْتِغْفَارًاكَثِيْرًا “Thuuba bagi orang yang menemukan di dalam kitabnya istighfar yang banyak” Hadits Shahih Riwayat Ibnu Majah. ➡ Thuuba ada yang mengatakan maknanya adalah surga, ada juga yang mengatakan maknanya adalah nama pohon di surga. 7⃣. Tidak melakukan amalan yang mengurangi pahalanya. Rasulullah bersabda yang artinya “Aku mengetahui ada sebagian umatku yang akan datang pada hari kiamat dengan membawa hasanah sebesar gunung-gunung thihamah. Maka Allah menjadikan hasanah tersebut seperti debu yang beterbangan. Maka salah seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah tentang sifat mereka, Maka Rasulullah mengabarkan bahwasanya mereka adalah saudara-saudara kita. Sholat malam sebagaimana kita sholat malam, akan tetapi mereka apabila dalam keadaan sendiri dengan sesuatu yang diharamkan, mereka pun melanggarnya” Hadits Shahih Riwayat Ibnu Majah. Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya. وبا لله التوفيق والهداية و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته Saudaramu, Abdullāh Roy Di kota Al-Madīnah 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 .
  • p95akdmscx.pages.dev/677
  • p95akdmscx.pages.dev/600
  • p95akdmscx.pages.dev/255
  • p95akdmscx.pages.dev/826
  • p95akdmscx.pages.dev/727
  • p95akdmscx.pages.dev/383
  • p95akdmscx.pages.dev/460
  • p95akdmscx.pages.dev/388
  • p95akdmscx.pages.dev/89
  • p95akdmscx.pages.dev/357
  • p95akdmscx.pages.dev/385
  • p95akdmscx.pages.dev/626
  • p95akdmscx.pages.dev/891
  • p95akdmscx.pages.dev/414
  • p95akdmscx.pages.dev/224
  • halaqah 42 beriman kepada hari akhir